Tanda dan ciri kalimat fi'il dan huruf

Tanda dan ciri kalimat fi'il dan huruf

 

Seperti yang kita ketahui bahwa kalimat dibagi menjadi tiga, yaitu isim, fi’il, dan huruf. Adapun tanda-tanda dari kalimat isim telah dijelaskan di pembahasan sebelumnya. Maka pembahasan kali ini ialah tentang tanda-tanda kalimat fi’il dan huruf. Untuk lebih jelasnya silahkan pahami keterangan berikut.
بِتَا فَعَلْتَ وَ اَتَتْ وَ يَفْعَلِيْ # وَ نُوْنِ اَقْبِلَنَّ فِعْلٌ يَنْجَلِيْ
                Tanda-tanda kalimat fi’il antara lain :
1.       تَاءُ الْفَاعِل , yaitu ta’ yang di dlummah untuk mutakallim (contoh فَعَلْتُ ), ta’ yang difathah untuk mukhothob ( contoh فَعَلْتَ ), dan ta’ yang dikasroh untuk mukhothobah ( contoh فَعَلْتِ )
2.       تَاءُ التَّأنِيْث السَّاكِنَة  , yaitu ta’ untuk mua’annats ghaib. Contoh : نِعْمَتْ , بِئْسَتْ
3.       يَاءُ الْمُخَاطَبَة  , yaitu ya’ untuk mukhotobah. Contoh : إِضْرِبِيْ , تَضْرِبِيْنَ
4.       نُوْنُ التَّوْكِيْد  , yaitu nun taukid baik khofifah maupun tsaqilah. Contoh : اُنْصُرَنْ , اُنْصُرَنَّ

سِوَاهُمَا الْحَرْفُ كَهَلْ وَفِى وَلَمْ # فِعْلٌ مُضَارِعٌ يَلِي لَمْ كَيَشَم
وَمَاضِيَ الأَفْعَالِ بِالتَّا مِزْ وَسِمْ # بِالنُّوْنِ فِعْلَ الأمْرِ اِنْ أمْرٌ فُهِمْ
                Adapun yang dikategorikan sebagai kalimat huruf adalah kalimat yang sepi dari tanda-tanda kalimat isim maupun tanda-tanda kalimat fi’il. Contoh : هَلْ, فِى , لَمْ .
Kalimat huruf ada dua macam, yaitu :
1.       غَيْرُ مُخْتَصّ (tidak khusus), yaitu kalimat huruf yang bisa masuk pada kalimat isim maupun kalimat fi’il. Contoh : هَلْ قَامَ زَيْدٌ؟ ,هَلْ زَيْدٌ قَائِمٌ؟
2.       مُخْتَصٌّ  (khusus), yaitu kalimat huruf yang khusus masuk pada kalimat isim saja atau pada kalimat fi’il saja. contoh : زَيْدٌ فِى الدَّارِ , لَمْ يَقُمْ زَيْدٌ
Adapun ciri khusus dari fi’il mudlori’ yaitu bolehnya dimasuki لَمْ , contoh : لَمْ يَشَم  . kemudian fi’il madli bercirikan ta’ fa’il dan ta’ ta’nis sakinah. Contoh : نَصَرْتُ , دَخَلَتْ . Dan fi’il amar bercirikan dapat dimasuki nun taukid dan menunjukkan perintah. Contoh : إضْرِبَنَّ ! ,إضْرِبَنْ !
وَالأمْرُ إنْ لَمْ يَكُ لِلنُّوْنِ مَحَلّ # فِيْهِ هُوَ اسْمٌ نَحْوُ صَهْ وَحَيَّهَلْ
Tetapi jika kalimat yang menunjukkan arti perintah itu tidak dapat dimasuki nun taukid, maka bukan dinamakan fi’il amar melainkan dinamakan isim fi’il amar . contoh : صَهْ اي أُسْكُتْ, ولا تقول صَهَنَّ , حَيَّهَلْ اي أَقْبِلْ ولا تقول حَيَّهَلَنَّ
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kalam, kalim, dan kalimat

Macam-macam i'rab dan alamat aslinya